Selamat Datang di Blog Horti Fresh

Saturday, 12 April 2014

Roguing



R O G U I N G
Salah satu langkah penting yang harus dilakukan dalam kegiatan produksi benih adalah roguing.
Yang dimaksud dengan roguing adalah: proses pemeriksaan kondisi tanaman di lapangan dan pembuangan tanaman yang tidak dikehendaki yang memiliki ciri berbeda yaitu: gulma, tanaman species lain, tanaman varietas lain dalam satu species dan tanaman tipe simpang (off-type)
Tanaman-tanaman ini disebut sebagai  ‘rogues’  yang tidak  dapat  diterima  kehadirannya  di  areal  usaha produksi  benih  karena  benihnya  akan  mengotori hasil/produk benih yang akan dipanen (ukuran dan  bentuknya  sangat  mirip  sehingga  tidak  dapat dipisahkan atau dikenali).
TUJUAN  R O G U I N G
tujuan dari dilakukannya roguing dalam produksi / penangkaran benih adalah: untuk menjaga kemurnian varitas yang dibudidayakan (dalam pelaksanaan kultur tekisnya).
PENGERTIAN & JENIS ROGUES
$ ‘Rogues’ adalah: tanaman yang tidak dapat diterima kehadirannya di lahan produksi benih walaupun jumlahnya hanya sedikit.
$ Rogues tidak dapat diterima kehadirannya di areal usaha produksi benih karena benihnya akan mengotori produk benih yang akan dipanen karena ukuran dan bentuknya sangat mirip sehingga tidak dapat dipisahkan atau dikenali. Kehadiran rogues yang terus menerus di lahan produksi benih akan menurunkan kemurnian benih sehingga pada batasan tertentu benih tidak dapat memenuhi standar sertifikasi
$ Rogues yang ada disekitar tempat produksi sangat beraneka jenisnya antara lain dapat berupa :
þ  Gulma
þ  tanaman dari species lain
þ  tanaman dari kultivar lain dari species yang sama atau
þ  Tanaman tipe simpang (off-type)
PENGERTIAN TANAMAN TIPE SIMPANG
  Tanaman tipe simpang adalah tanaman yang mempunyai karakteristik yang berbeda dari tanaman pokok yang sedang diproduksi.
  Kehadiran tanaman tipe simpang ini merupakan sumber yang sangat berperan dalam kontaminasi genetik karena kehadiran mereka yang secara terus menerus akan menurunkan kemurnian genetik dari varitas yang sedang diproduksi
FAKTOR 'MUNCULNYA TANAMAN TIPE SIMPANG
Kehadiran tanaman tipe simpang di lahan produksi benih tersebut dapat diakibatkan karena beberapa faktor berikut ini:
  Adanya perubahan sifat genetik
  Adanya tanaman ‘volunteer’
  Terjadinya penyerbukan yang tidak dikehendaki pada saat benih diproduksi
  Tercampur dengan benih lain pada saat prosesing
WAKTU PELAKSANAAN ROGUING
n  Roguing dilakukan beberapa kali pada fase pertumbuhan yang berbeda secara terus menerus sampai sebelum panen.
n  Roguing sebaiknya dilakukan sepagi mungkin sebelum matahari terlalu panas agar pengenalan terhadap ciri-ciri kritis yang ada dapat lebih mudah dilakukan.
n  Waktu terbaik dalam melakukan roguing adalah pada fase pertanaman berbunga penuh karena pada fase ini sifat-sifat tanaman hampir ditampilkan sepenuhnya dan perbedaan-perbedaan warna pada bunga akan tampak nyata.
n  Untuk tanaman menyerbuk silang sebaiknya roguing dilakukan pada fase lebih awal yaitu sebelum pembungaan penuh atau pada saat pembungaan tetapi sebelum serbuk sari matang dan belum dilepaskan oleh faktor penyerbuk.
PROSEDUR/CARA ROGUING
  1. Mengenali deskripsi kultivar yang diproduksi dengan teliti
  2. Membawa kantung untuk tempat rogue
  3. Berjalan perlahan-lahan di lahan produksi (tidak lebih dari 3 km/jam)
  4. Berjalan diantara barisan tanaman secara sistematis
  5. Mengamati tanaman secara teliti dengan jarak pandang selebar 2 meter
  6. Cara berjalan lebih baik membelakangi sinar matahari
  7. Roguing dilakukan sebelum matahari bersinar terik
  8. Bila ditemukan rogue, maka seluruh bagian rogue dicabut dan dimasukkan kantung
  9. Jumlah dan tipe tanaman rogue yang dicabut dicatat
  10. Tanaman rogue yang telah dicabut dibuang dan dibakar
  11. Gulma yang terinfeksi penyakit dicabut, dibuang, dan dibakar
PERAN DISKRIPSI TANAMAN (dalam pelaksanaan ‘roguing’)
l  Ciri-ciri tanaman yang sedang dibudidayakan harus diketahui dengan jelas agar dalam pelaksanaan roguing melalui pemeriksaan lapangan dapat dengan mudah diketahui perbedaan antara tanaman pokok dengan tanaman beda varitas maupun tanaman tipe simpang.
l  Sifat-sifat umum suatu varitas dapat dideskripsikan dengan rinci menjadi sebuah deskripsi varitas.
CIRI-CIRI MORFOLOGIS
Untuk mendeskripsikan varitas tanaman pada umumnya berdasarkan pada ciri-ciri morfologis yang menonjol antara lain:
l  rambut/ bulu
l  bentuk kanopi
l  bentuk daun
l  warna daun
l  warna bunga
l  bentuk buah
l  warna buah

Benih



DEFINISI “BENIH”
Undang-undang Republik Indonesia, nomor 12 tahun 1992, tentang: Sistem Budidaya Tanaman; dalam Bab I: Ketentuan Umum, Pasal 1 – ayat 4, tertulis:
 Benih tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan/ atau mengembangbiakkan tanaman”.
FUNGSI BENIH
Menurut Mugnisjah, W.Q., 1995, dalam Pengantar Produksi Benih;  benih mempunyai 4 (empat) fungsi utama ditinjau dari sudut pandang aspek kultur teknis pertanian, yaitu:
   1. sebagai alat perbanyakan tanaman,
   2. sarana pengawetan (penghindaran stress),
   3. sarana peningkatan kualitas (spesies) tanaman,
   4. alat penyebaran spesies tanaman.
Pengertian dan warna label berdasarkan kelas benihnya, diuraikan secara singkat sebagai berikut:

  • Benih Penjenis = BS (Breeder Seed) Warna Label Kuning

Benih yang diproduksi oleh dan dibawah pengawasan Pemulia Tanaman dan merupakan sumber untuk perbanyakan Benih dasar

  • Benih Dasar = BD (Fondation Seed) Warna Label Putih

Keturunan pertama dari BS atau BD yang diproduksi dibawah bimbingan yang intensif dan pengawasan yang ketat hingga kemurnian varietas yang tinggi dapat terpelihara

  • Benih Pokok = BP (Stock Seed) Warna Label Ungu.

Keturunan dari BS atau BD yang diproduksi dan dipelihara sedemikian sehingga identitas maupun tingkat kemurnian varietas memenuhi standar                 mutu yang ditetapkan serta disertifikasi sebagai Benih Pokok

  • Benih Sebar = BR (Extension Seed) Warna Label Biru

Keturunan dari BS atau BD atau BP yang diproduksi dan dipelihara sedemikian sehingga identitas dan tingkat kemurniannya dapat dipelihara dan memenuhi standar mutu yang ditetapkan dan telah disertifikasi sebagai benih sebar
KEBIJAKAN PENYEDIAAN BENIH SUMBER
ü  Produksi BENIH PENJENIS            ( BS )      OLEH Balai Penelitian/ PEMULIA
ü  Produksi BENIH DASAR                 ( FS )      OLEH Balai Benih Induk/ SWASTA
ü  Produksi BENIH POKOK                ( SS )      OLEH Balai Benih Unit/ SWASTA
ü  Produksi BENIH SEBAR                  ( ES )     OLEH Penangkar/ SWASTA
KOMPONEN KEGIATAN PRODUKSI BENIH
Dalam pelaksanaan kegiatan produksi benih terdapat tiga komponen utama penjamin mutu benih yaitu:                      

  • benih atau tanaman,

  • lingkungan tumbuh atau lapangan produksi,

  • pengelolaan atau teknik budidaya.

LINGKUP KEGIATAN PRODUKSI BENIH
produksi benih meliputi berbagai kegiatan yang dimulai dari persiapan penanaman benih sampai benih dihasilkan kembali dan siap disalurkan kepada konsumennya.

Deskripsi jagung manis varietas talenta

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN
NOMOR : 3634/Kpts/SR.120/10/2009
TANGGAL : 19 Oktober 2009
DESKRIPSI JAGUNG MANIS VARIETAS TALENTA

  • Asal : PT. Agri Makmur Pertiwi
  • Silsilah : Suw2/SF1:2-1-2-1-5-3-2-1-1-bk x 
                          Pcf5/HB6:4-4-1-1-2-3-3-2-1-bk
  • Golongan varietas : hibrida silang tunggal
  • Bentuk tanaman : tegak
  • Tinggi tanaman : 157,7 – 264,0 cm
  • Kekuatan perakaran : kuat
  • Ketahanan terhadap kerebahan : tahan
  • Bentuk penampang batang : bulat
  • Diameter batang : 2,9 – 3,2 cm
  • Warna batang : hijau
  • Bentuk daun : bangun pita
  • Ukuran daun : panjang 75,0 – 89,4 cm, lebar 7,0 – 9,7 cm
  • Warna daun : hijau
  • Tepi daun : rata
  • Bentuk ujung daun : runcing
  • Permukaan daun : agak kasar
  • Bentuk malai (tassel) : terbuka dan bengkok
  • Warna malai (anther) : kuning
  • Umur panen : 67 – 75 hari setelah tanam
  • Bentuk tongkol : kerucut
  • Ukuran tongkol : panjang 19,7 – 23,5 cm, diameter 4,5 – 5,4 cm
  • Warna rambut : kuning
  • Berat per tongkol : 221,2 – 336,7 g
  • Jumlah tongkol per tanaman : 1 tongkol
  • Baris biji : lurus
  • Jumlah baris biji : 12 – 16 baris
  • Warna biji : kuning
  • Tekstur biji : lembut
  • Rasa biji : manis
  • Kadar gula : 12,1 – 13,6 obrix
  • Berat 1.000 biji : 150 – 152 g
  • Daya simpan tongkol pada suhu kamar (23 – 27 oC) : 3 – 4 hari setelah panen
  • Hasil tongkol : 13,0 – 18,4 ton/ha
  • Populasi per hektar : 51.700 tanaman
  • Kebutuhan benih per hektar : 10,7 – 11,0 kg
  • Keterangan : beradaptasi dengan baik di dataran rendah sampai medium dengan altitude 150 – 650 m dpl
  • Pengusul : PT. Agri Makmur Pertiwi
  • Peneliti : Andre Christantius, Moedjiono, Ahmad Muhtarom Novia Sriwahyuningsih (PT. Agri Makmur Pertiwi), Kuswanto (Unibraw)
MENTERI PERTANIAN

ttd

ANTON APRIYANTONO

Friday, 11 April 2014

Tanaman Hias



PENGERTIAN TANAMAN HIAS
       Tanaman bunga bungaan yang berbentuk unik dan khas yang digunakan sebagai dekorasi atau hiasan, baik di dalam maupun diluar ruangan untuk memperindah, mempercantik serta memiliki nilai lebih dari tanaman lainnya
       Segala jenis tanaman yang memiliki nilai hias (bunga, batang, tajuk, cabang, daun, akar, aroma) yang menimbulkan kesan indah (artistik) atau kesan seni
       Tanaman bunga bungaan yang sengaja ditanam berdasarkan pengelompokan-pengelompokan dari bermacam macam jenis tanaman yang berbentuk unik dan khas dan berfungsi sebagai hiasan untuk mempercantik dan memperindah baik di dalam maupun di luar ruangan
ASPEK KEPENTINGAN TANAMAN HIAS (MANFAAT DAN KEGUNAAN)
       Ekonomi (economy)
1.       Menyediakan dan mengkreasikan pekerjaan
2.       Menghasilkan produk tanaman hias
3.       Meningkatkan nilai keindahan/lingkungan melalui garden/ pertamanan
       Seni (estetic)
1.       Meningkatkan penampilan rumah dan bangunan melalui pertamanan.
2.       Meningkatkan penampilan lahan sekaligus memberdayagunakan atau meniadakan lahan terbuka tak berguna.
3.       Meningkatkan jumlah areal terbuka hijau
       Lingkungan (environmental)
Kesehatan dan kenyamanan, udara bersih, menjaga terjadinya erosi (preven erosion). menyediakan keteduhan (provides shade), kesuburan hara (nutrition), menghalang air (wind break).
       Sosial (social)
1.       Bahan hadiah, ungkapan atau ucapan terima kasih, ucapan belasungkawa, ucapan selamat, maupun sebagai bahan dekorasi dalam suatu ruangan.
2.       Kepemilikan tanaman hias maupun bunga potong dijadikan sebagai tingkat gengsi
SIFAT PRODUKSI
       Musiman (trend)
       Wilayah produksi tersebar
       Cost Produksi berbeda di setiap wilayah
SIFAT PENGUSAHAAN
       Terbatas
       Setempat
       Perorangan
       Manual
       Partial
       dll
PERANAN TANAMAN HIAS
       Mengurangi debu
       Menghilangkan kantuk
       Menghilangkan stress
       Menyembuhkan sakit kepala
       Meredakan hidung mampet
       Melembabkan kulit
       Bahan baku obat
PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN HIAS
       Permintaan pasar, baik dalam negeri maupun luar negeri masih terus meningkat dari tahun ke tahun  meliputi Dracaena sp. dan Diffenbachia sp., Orchidacea sp., dan Heliconia sp.
       Indonesia juga mengimpor beberapa tanaman hias terutama yang tergolong sub-tropik   golongan Orchidacea, Anthurium sp,  Chrysanthenum sp., Gerbera sp. dan Anyelir.
HAMBATAN PENGEMBANGAN
       Keragaman mutu
       Standar produk yang dihasilkan
       Kesinambungan produksi
       Kebutuhan bibit beberapa jenis tanaman hias masih tergantung pada import
       Sarana dan prasarana angkutan
       Penanganan hasil
STRATEGI PENGEMBANGAN
       Pemilihan jenis-jenis yang unggul
       Pemilihan teknik perbanyakan yang sesuai
       Perawatan yang intensif dan memadai
       Penanganan paska panen komoditi perlu mendapatkan perhatian serius
       Melalui perawatan dan usaha-usaha perbaikan genetik (varietas mawar dengan tangkai bunga yang panjang dan kokoh)
       Peningkatan nilai estetikanya
       Keunikan (penghambatan pertumbuhan, inokulasi beberapa jenis virus, merangkai (mengulin) beberapa tangkai)
       melihat keberhasilan negara lain seperti Belanda, Thailand, Mesir
PENINGKATAN NILAI ESTETIKA
       Pemangkasan dan pengkerdilan
       Pengaturan pembungaan dan penjarangan
       Penggunaan pupuk kandang dan pupuk daun
       Penggunaan zat pengatur tumbuh
       Pengaturan pencahayaan