Mengenal Bahan
Organik Lebih Jauh..!!
Kata “bahan Organik” atau biasanya
disingkat dengan kata BO sering kita dengar bahkan ucapkan dalam kaitannya
dengan masalah kehutanan. Bahan organik sendiri
merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui,
didaur ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat
digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah
merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah
mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik demikian berada
dalam pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai
akibatnya bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu
diperbaharui melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang.
Adapun
sumber primer bahan organik adalah
jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, dan buah. Bahan organik
dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis sehingga unsur karbon
merupakan penyusun utama dari bahan organik tersebut. Unsur karbon ini berada
dalam bentuk senyawa-senyawa polisakarida, seperti selulosa, hemiselulosa,
pati, dan bahan- bahan pektin dan lignin. Selain itu nitrogen merupakan unsur
yang paling banyak terakumulasi dalam bahan organik karena merupakan unsur yang
penting dalam sel mikroba yang terlibat dalam proses perombakan bahan organik
tanah. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke
lapisan bawah serta diinkorporasikan dengan tanah. Tumbuhan tidak saja sumber
bahan organik, tetapi sumber bahan organik dari seluruh makhluk hidup.
Sumber sekunder bahan organik adalah fauna. Fauna terlebih
dahulu harus menggunakan bahan organik tanaman setelah itu barulah menyumbangkan
pula bahan organik.
Perbedaan sumber bahan organik tanah tersebut akan
memberikan perbedaan pengaruh yang disumbangkannya ke dalam tanah. Hal itu
berkaitan erat dengan komposisi atau susunan dari bahan organik tersebut.
Kandungan bahan organik dalam setiap jenis tanah tidak sama. Hal ini tergantung
dari beberapa hal yaitu; tipe vegetasi yang ada di daerah tersebut, populasi
mikroba tanah, keadaan drainase tanah, curah hujan, suhu, dan pengelolaan
tanah. Komposisi atau susunan jaringan tumbuhan akan jauh berbeda dengan
jaringan binatang. Pada umumnya jaringan binatang akan lebih cepat hancur
daripada jaringan tumbuhan. Jaringan tumbuhan sebagian besar tersusun dari air
yang beragam dari 60-90% dan rata-rata sekitar 75%. Bagian padatan sekitar 25%
dari hidrat arang 60%, protein 10%, lignin 10-30% dan lemak 1-8%. Ditinjau dari
susunan unsur karbon merupakan bagian yang terbesar (44%) disusul oleh oksigen
(40%), hidrogen dan abu masing-masing sekitar 8%. Susunan abu itu sendiri
terdiri dari seluruh unsur hara yang diserap dan diperlukan tanaman kecuali C,
H dan O.
Humus merupakan salah satu bentuk bahan organik. Jaringan
asli berupa tubuh tumbuhan atau fauna baru yang belum lapuk terus menerus
mengalami serangan-serangan jasad mikro yang menggunakannya sebagai sumber
energinya dan bahan bangunan tubuhnya. Hasil pelapukan bahan asli yang dilakukan
oleh jasad mikro disebut humus. Humus biasanya berwarna gelap dan dijumpai
terutama pada lapisan tanah atas. Definisi humus yaitu fraksi bahan organik
tanah yang kurang lebih stabil, sisa dari sebagian besar residu tanaman
terdekomposisi.
Humus merupakan bentuk bahan organik yang lebih
stabil, dalam bentuk inilah bahan organik banyak terakumulasi dalam tanah.
Humus memiliki kontribusi terbesar terhadap durabilitas dan kesuburan tanah.
Humuslah yang aktif dan bersifat menyerupai liat, yaitu bermuatan negatif.
Tetapi tidak seperti liat yang kebanyakan kristalin, humus selalu amorf (tidak
beraturan bentuknya).
Pengaruh Bahan Organik Terhadap Produksi Tanaman
Bahan organik merupakan perekat butiran lepas dan sumber
utama nitrogen, fosfor dan belerang. Bahan organik cenderung mampu meningkatkan
jumlah air yang dapat ditahan di dalam tanah dan jumlah air yang tersedia pada
tanaman. Akhirnya bahan organik merupakan sumber energi bagi jasad mikro. Tanpa
bahan organik semua kegiatan biokimia akan terhenti (Doeswono, 1983).
Bahan tersebut dapat berupa pupuk organik, yang proses
perubahannya dapat terjadi secara alami atau buatan. Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan
kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia maupun dari segi biologi tanah.
Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang sangat baik. dan
merupakan sumber dari unsur hara tumbuhan. Disamping itu bahan organik adalah
sumber energi dari sebagian besar organisme tanah. Bahan organik dapat diperoleh dari residu tanaman sepert
akar, batang, daun yang gugur, yang dikembalikan ke tanah. 5% tetapi
pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Fungsi: bahan organik
adalah:
1.
Sebagai granulator, yaitu
memperbaiki struktur tanah.
2.
Sumber unsur hara N, P, S,
unsur mikro dan lain-lain.
3.
Menambah kemampuan tanah untuk
menahan air.
4.
Menambah kemampuan tanah untuk
menahan unsur- unsur hara (Kapasitas tukar kation tanah
menjadi tinggi).
5.
Sumber energi bagi
mikroorganisme.
Bahan organik tidak mutlak dibutuhkan di dalam nutrisi
tanaman, tetapi untuk nutrisi tanaman yang efisien, peranannya tidak boleh
ditawar lagi. Sumbangan bahan organik terhadap pertumbuhan tanaman merupakan
pengaruhnya terhadap sifat-sifat fisik, kimia dan biologis dari tanah. Mereka
memiliki peranan kimia di dalam menyediakan N, P dan S untuk tanaman peranan
biologis di dalam mempengaruhi aktifitas organisme mikroflora dan mikrofauna,
serta peranan fisik di dalam memperbaiki struktur tanah dan lainnya.
Bahan organik memainkan beberapa peranan penting di
tanah. Sebab bahan organik berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi
unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik
mempengaruhi struktur tanah dan cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi fisik
yang diinginkan. Hewan-hewan tanah tergantung pada bahan organik untuk makanan
dan mendukung kondisi fisik yang diinginkan dengan mencampur tanah membentuk
alur-alur. Sejak perang dunia ke dua, terdapat suatu peningkatan yang besar
hasil tanaman pada beberapa negara. Hasil tanaman yang lebih besar terutama dimana
hanya biji-bijian saja yang dipanen, sisa - sisa tanamna lebih banyak
dikembalikan ke lahan dan disini lebih banyak penutupan oleh tanaman selama
musim pertumbuhan.
Perlu
dipelajari juga faktor yang mempengaruhi kadar bahan organik dan nitrogen
tanah, faktor yang penting adalah kedalaman tanah, iklim, tekstur tanah dan
drainase. Kedalaman lapisan menentukan kadar bahan organik dan N.
Kadar bahan organik terbanyak ditemukan di lapisan atas setebal 20 cm (15-20%).
Semakin ke bawah kadar bahan organik semakin
berkurang. Hal itu disebabkan akumulasi bahan organik memang terkonsentrasi di
lapisan atas. Faktor iklim yang
berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Makin ke daerah dingin, kadar bahan
organik dan N makin tinggi. Pada kondisi yang sama kadar bahan organik dan N
bertambah 2 hingga 3 kali tiap suhu tahunan rata-rata turun 100C. bila
kelembaban efektif meningkat, kadar bahan organik dan N juga bertambah. Hal itu
menunjukkan suatu hambatan kegiatan organisme tanah.
Tekstur tanah juga cukup berperan, makin tinggi jumlah liat maka makin
tinggi kadar bahan organik dan N tanah, bila kondisi lainnya sama. Tanah
berpasir memungkinkan oksidasi yang baik sehingga bahan organik cepat habis.
Pada tanah dengan drainase buruk, dimana air
berlebih, oksidasi terhambat karena kondisi aerasi yang buruk. Hal ini
menyebabkan kadar bahan organik dan N tinggi daripada tanah berdrainase baik.
Disamping itu vegetasi penutup tanah dan adanya kapur dalam tanah juga
mempengaruhi kadar bahan organik tanah. Vegetasi hutan akan berbeda dengan
padang rumput dan tanah pertanian. Faktor-faktor ini saling berkaitan, sehingga
sukar menilainya sendiri (Hakim et al, 1986).
Bahan organik berperan penting untuk menciptakan
kesuburan tanah. Peranan bahan organik bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan
perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik, biologis, dan sifat kimia
tanah. Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat
penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil. Bahan organik adalah bahan
pemantap agregat tanah yang tiada taranya. Melalui penambahan bahan organik,
tanah yang tadinya berat menjadi berstruktur remah yang relatif lebih ringan.
Pergerakan air secara vertikal atau infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat
menyerap air lebih cepat sehingga aliran permukaan dan erosi diperkecil.
Demikian pula dengan aerasi tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori
tanah (porositas) bertambah akibat terbentuknya agregat.
Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Fisika Tanah
Meningkatkan kemampuan tanah menahan air. Hal ini dapat
dikaitkan dengan sifat polaritas air yang bermuatan negatif dan positif yang
selanjutnya berkaitan dengan partikel tanah dan bahan organik. Air tanah
mempengaruhi mikroorganisme tanah dan tanaman di atasnya. Kadar air optimal
bagi tanaman dan mikroorganisme adalah 0,5 bar/ atmosfer. Salah satu peran bahan organik yaitu sebagai granulator,
yaitu memperbaiki struktur tanah. Menurut Arsyad (1989) peranan bahan organik
dalam pembentukan agregat yang stabil terjadi karena mudahnya tanah membentuk
kompleks dengan bahan organik. Hai ini berlangsung melaluime kanisme : Penambahan bahan organik dapat
meningkatkan populasi mikroorganisme tanah, diantaranya jamur dan cendawan,
karena bahan organik digunakan oleh mikroorganisme tanah sebagai penyusun tubuh
dan sumber energinya. Miselia atau hifa cendawan tersebut mampu menyatukan
butir tanah menjadi agregat, sedangkan bakteri berfungsi seperti semen yang
menyatukan agregat. Peningkatan secara fisik
butir-butir prima oleh miselia jamur dan aktinomisetes. Dengan cara ini
pembentukan struktur tanpa adanya fraksi liat dapat terjadi dalam tanah. Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan
bagian-bagian pada senyawa organik yang berbentuk rantai panjang. Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan
antar bagian negatif liat dengan bagian negatif (karbosil) dari senyawa organik
dengan perantara basa dan ikatan hidrogen. Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan
antara bagian negatif liat dan bagian positf dari senyawa organik berbentuk
rantai polimer.
Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Kimia Tanah
Meningkatkan daya jerap dan kapasitas tukar kation (KTK).
Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation (KTK) tanah berasal dari bahan
organik. Bahan organik dapat meningkatkan kapasitas tukar kation dua sampai
tiga puluh kali lebih besar daripada koloid mineral yang meliputi 30 sampai 90%
dari tenaga jerap suatu tanah mineral. Peningkatan KTK akibat penambahan bahan
organik dikarenakan pelapukan bahan organik akan menghasilkan humus (koloid
organik) yang mempunyai permukaan dapat menahan unsur hara dan air sehingga
dapat dikatakan bahwa pemberian bahan organik dapat menyimpan pupuk dan air
yang diberikan di dalam tanah. Peningkatan KTK menambah kemampuan tanah untuk
menahan unsur- unsur hara.
Unsur N,P,S diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh
mikroorganisme, sehingga terhindar dari pencucian, kemudian tersedia kembali.
Berbeda dengan pupuk komersil dimana biasanya ditambahkan dalam jumlah yang
banyak karena sangat larut air sehingga pada periode hujan terjadi kehilangan
yang sangat tinggi, nutrien yang tersimpan dalam residu organik tidak larut
dalam air sehingga dilepaskan oleh proses mikrobiologis. Kehilangan karena
pencucian tidak seserius seperti yang terjadi pada pupuk komersil. Sebagai
hasilnya kandungan nitrogen tersedia stabil pada level intermediet dan
mengurangi bahaya kekurangan dan kelebihan. Bahan organik berperan sebagai
penambah hara N, P, K bagi tanaman dari hasil mineralisasi oleh mikroorganisme.
Mineralisasi merupakan lawan kata dari immobilisasi. Mineralisasi merupakan
transformasi oleh mikroorganisme dari sebuah unsur pada bahan organik menjadi
anorganik, seperti nitrogen pada protein menjadi amonium atau nitrit. Melalui
mineralisasi, unsur hara menjadi tersedia bagi tanaman.
Meningkatkan kation yang mudah dipertukarkan dan pelarutan sejumlah unsur hara dari mineral oleh asam humus. Bahan organik dapat menjaga keberlangsungan suplai dan ketersediaan hara dengan adanya kation yang mudah dipertukarkan. Nitrogen, fosfor dan belerang diikat dalam bentuk organik dan asam humus hasil dekomposisi bahan organik akan mengekstraksi unsur hara dari batuan mineral. Mempengaruhi kemasaman atau pH. Penambahan bahan organik dapat meningkatkan atau malah menurunkan pH tanah, hal ini bergantung pada jenis tanah dan bahan organik yang ditambahkan. Penurunan pH tanah akibat penambahan bahan organik dapat terjadi karena dekomposisi bahan organik yang banyak menghasilkan asam-asam dominan. Sedangkan kenaikan pH akibat penambahan bahan organik yang terjadi pada tanah masam dimana kandungan aluminium tanah tinggi , terjadi karena bahan organik mengikat Al sebagai senyawa kompleks sehingga tidak terhidrolisis lagi .
Meningkatkan kation yang mudah dipertukarkan dan pelarutan sejumlah unsur hara dari mineral oleh asam humus. Bahan organik dapat menjaga keberlangsungan suplai dan ketersediaan hara dengan adanya kation yang mudah dipertukarkan. Nitrogen, fosfor dan belerang diikat dalam bentuk organik dan asam humus hasil dekomposisi bahan organik akan mengekstraksi unsur hara dari batuan mineral. Mempengaruhi kemasaman atau pH. Penambahan bahan organik dapat meningkatkan atau malah menurunkan pH tanah, hal ini bergantung pada jenis tanah dan bahan organik yang ditambahkan. Penurunan pH tanah akibat penambahan bahan organik dapat terjadi karena dekomposisi bahan organik yang banyak menghasilkan asam-asam dominan. Sedangkan kenaikan pH akibat penambahan bahan organik yang terjadi pada tanah masam dimana kandungan aluminium tanah tinggi , terjadi karena bahan organik mengikat Al sebagai senyawa kompleks sehingga tidak terhidrolisis lagi .
Peranan
bahan organik terhadap perbaikan sifat kimia tanah tidak terlepas dalam
kaitannya dengan dekomposisi bahan organik, karena pada proses ini terjadi
perubahan terhadap komposisi kimia bahan organik dari senyawa yang kompleks
menjadi senyawa yang lebih sederhana. Proses
yang terjadi dalam dekomposisi yaitu perombakan sisa tanaman atau hewan oleh
miroorganisme tanah atau enzim-enzim lainnya, peningkatan biomassa organisme,
dan akumulasi serta pelepasan akhir. Akumulasi residu tanaman dan hewan sebagai
bahan organik dalam tanah antara lain terdiri dari karbohidrat, lignin, tanin,
lemak, minyak, lilin, resin, senyawa N, pigmen dan mineral, sehingga hal ini
dapat menambahkan unsur-unsur hara dalam tanah.
Pengaruh Bahan Organik pada Sifat Biologi Tanah
Jumlah dan aktivitas metabolik organisme tanah meningkat.
Secara umum, pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan
aktivitas mikroorganisme. Bahan organik merupakan sumber energi dan bahan
makanan bagi mikroorganisme yang hidup di dalam tanah. Mikroorganisme tanah
saling berinteraksi dengan kebutuhannya akan bahan organik karena bahan organik
menyediakan karbon sebagai sumber energi untuk tumbuh.
Kegiatan jasad mikro dalam membantu dekomposisi bahan
organik meningkat. Bahan organik segar yang ditambahkan ke dalam tanah akan
dicerna oleh berbagai jasad renik yang ada dalam tanah dan selanjutnya
didekomposisisi jika faktor lingkungan mendukung terjadinya proses tersebut.
Dekomposisi berarti perombakan yang dilakukan oleh sejumlah mikroorganisme
(unsur biologi dalam tanah) dari senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana.
Hasil dekomposisi berupa senyawa lebih stabil yang disebut humus. Makin banyak
bahan organik maka makin banyak pula populasi jasad mikro dalam tanah.
Peranan Bahan Organik Bagi Tanaman
Bahan organik memainkan beberapa peranan penting di
tanah. Sebab bahan organik berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi
unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik
mempengaruhi struktur tanah dan cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi fisik
yang diinginkan. Peranan bahan organik ada yang bersifat langsung terhadap
tanaman, tetapi sebagian besar mempengaruhi tanaman melalui perubahan sifat dan
ciri tanah.
Setelah
mengetahui uraian mengenai bahan organik diharapkan menambah pengetahuan untuk
berbagai pihak akan arti penting bahan organik sehingga diharapkan dengan
rekayasa-rekayasa tentang bahan organik dapat ikut berpartisipasi untuk
meningkatkan produktivitas lahan.
No comments:
Post a Comment