BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pertumbuhan adalah salah satu ciri makhluk hidup yang
melangsungkan kehidupannya,. Seluruh
organisme yang masih hidup melakukan pertumubuhan guna menambah massa, volume
maupun tinggi tubuh organisme. Tidak terkecuali pada tanaman. Tanaman juga
melakukan pertumbuhan sebagai salah satu ciri makhluk hidup. Tumbuhan tumbuh
dari kecil menjadi besar dan berkembang dari satu sel zigot menjadi embrio
kemudian menjadi satu individu yang mempunyai akra, batang dan daun. Pertumbuhan itupun dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya pH.
pH adalah derajat keasaman atau kebasaan yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.
Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen
(H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion
hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan
pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif
terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan
internasional. Skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0
hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. Sebagai contoh, jus
jeruk dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga 7, sedangkan air laut dan cairan
pemutih mempunyai sifat basa (yang juga di sebut sebagai alkaline) dengan nilai
pH 7 – 14. Air murni adalah netral atau mempunyai nilai pH 7.
Biasanya jika
pH tanah semakin tinggi maka unsur hara akan semakin sulit diserap tanaman,
demikian juga sebaliknya jika terlalu rendah akar juga akan kesulitan menyerap
makanannya yang berada dalam tanah. Akar tanaman akan mudah menyerap unsur hara
atau pupuk yang kita berikan jika pH dalam tanah sedang-sedang saja (cenderung
netral).
Jika pH larutan
tanah meningkat hingga di atas 5,5; Nitrogen (dalam bentuk nitrat) menjadi
tersedia bagi tanaman. Di sisi lain Pospor akan tersedia bagi tanaman pada Ph
antara 6,0 hingga 7,0. Beberapa bakteri membantu tanaman mendapatkan N dengan
mengubah N di atmosfer menjadi bentuk N yang dapat digunakan oleh tanaman.
Bakteri ini hidup di dalam nodule akar tanaman legume (seperti alfalfa dan
kedelai) dan berfungsi secara baik bilamana tanaman dimana bakteri tersebut
hidup tumbuh pada tanah dengan kisaran pH yang sesuai.
Sebagai contoh
kedelai tumbuh dengan baik pada tanah dengan kisaran pH 6,0 hingga 7,0. Kacang
tanah tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH 5,3 hingga 6,6. Banyak tanaman
termasuk sayuran, bunga dan semak-semak serta buah-buahan tergantung dengan pH
dan ketersediaan tanah yang mengandung nutrisi yang cukup.
Jika larutan
tanah terlalu masam, tanaman tidak dapat memanfaatkan N, P, K dan zat hara lain
yang mereka butuhkan. Pada tanah masam, tanaman mempunyai kemungkinan yang
besar untuk teracuni logam berat yang pada akhirnya dapat mati karena keracunan
tersebut.
Maka
Jenis bahan kimia tanaman menentukan pH tanaman. Banyak bagian tanaman yang
mempunyai pH rendah terutama dari bagian buah yang muda maupun buah yang sudah
matang. Bagian tanaman lain cenderung mempunyai pH netral seperti umbi akar,
umbi batang dan daun. Bahan kimia tanaman yang menyebabkan pH rendah atau
kondisi asam terdiri dari senyawa asam-asam organic seperti asam sitrat, asam
malat, asam askorbat dan lain-lain. Karena bahan tanaman kandungan air sangat
besar maka pH tanaman cenderung netral.
1.2
Tujuan
a. Mahasiswa
dapat memenuhi salah satu tugas mata kuliah biokimia
b. Mahasiswa
dapat mengukur pH bagian tanaman dan dapat mengetahui komponen senyawa bahan
kimia tersebut
c. Mahasiswa
dapat mengetahui kadar pH yang terdapat pada tanaman
d. Mahasiswa
dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan kadar pH pada
tanaman
1.3
Alat Dan Bahan
Adapun
alat dan bahan, diantaranya:
No
|
Alat
|
Bahan
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
|
Plate
Pengamatan
Mortar
Pisau
Parut
Pipet
Petridish
|
Wortel
Jeruk
Pisang
Sawi
Cesin
Buncis
Kol/
Kubis
Bayam
Apel
Pear
Tomat
|
1.4 Cara Kerja
A. Pengukuran
pH Daging Buah
1. Kupas
kulit buah dari buah yang telah disediakan ( pear, apel, jeruk, pisang, tomat )
2. Hancurkan
daging buah tersebut
3. Ukur
pH dengan kertas lakmus
B. Pengukuran
pH Kulit Buah
1. Kupas
kulit buah dari buah yang telah disediakan ( pear, apel, jeruk, pisang )
2. Hancurkan
kulit buah tersebut
3. Bila
kering tambahkan air sedikit
4. Ukur
pH dengan kertas lakmus
C. Pengukuran
pH Bagian Daun Tanaman
1. Ambil
daun sayur yang telah disediakan (sawi, cesin, buncis, kol/kubis dan bayam)
2. Hancurkan
sayuran tersebut
3. Bila
kering tambahkan air sedikit
4. Ukur
pH dengan kertas lakmus
D. Pengukuran
pH Bagian Tangkai Daun/Batang Muda Tanaman
1. Ambil
daun sayur yang telah disediakan (sawi,cesi, buncis dan bayam)
2. Hancurkan
tangkai sayuran tersebut
3. Bila
kering tambahkan air sedikit
4. Ukur
pH dengan kertas lakmus
E. Pengukuran
pH Bagian Umbi Tanaman
1. Ambil
bagian umbi tanaman (wortel)
2. Hancurkan
umbi tersebut
3. Bila
kering tambahkan air sedikit
4. Ukur
pH dengan kertas lakmus
BAB 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil Analisa pH Pada Tanaman
No
|
Bagian Tanaman Dan Kadar pH
|
|||||||||
Daging Buah
|
pH
|
Kulit Buah
|
pH
|
Daun
|
pH
|
Tangkai
|
pH
|
Umbi
|
pH
|
|
1
|
Pear
|
6
|
Pear
|
6
|
Sawi
|
6
|
Cesin
|
4
|
Wortel
|
6
|
2
|
Apel
|
4
|
Apel
|
4
|
Kangkung
|
6,7
|
Kubis
|
6
|
|
|
3
|
Jeruk
|
5
|
Jeruk
|
5
|
Kubis
|
5
|
Bayam
|
5
|
|
|
4
|
Pisang
|
5
|
Pisang
|
5
|
Bayam
|
6
|
Kangkung
|
6
|
|
|
5
|
Tomat
|
3
|
|
|
|
|
Toge
|
5
|
|
|
6
|
Terung
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
Jagung
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
Buncis
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.2 Pembahasan
pH
adalah derajat keasaman
yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh
suatu larutan.
Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen
(H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion
hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan
pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif
terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan
persetujuan internasional.
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan
Denmark
Søren Peder
Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan
pasti makna singkatan "p" pada "pH". Beberapa rujukan
mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk powerp (pangkat), yang
lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti
pangkat),
dan ada pula yang merujuk pada kata potential. Jens Norby mempublikasikan
sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang
berarti "logaritma
negatif".
Air murni bersifat netral,
dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH
kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan
pH lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali.
Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau
industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa
(keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja bidang-bidang sains dan
teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah.
pH pada bagian tanaman
memiliki kadar yang berbeda karena jenis bahan kimia yang diserap oleh tanaman tersebut
berbeda-beda sesuai dengan tempat atau perlakuan yang diberikan oleh manusia.
Faktor yang
mempengaruhi pH adalah sebagai berikut:
a. kesuburan
tanah
b. umur
tanaman
c. jenis
tanaman
d. musim
atau cuaca.
2.3
Hasil
Diskusi
Diskusi
1.
Jelaskan mengapa bagian tanaman
mempunyai pH yang berbeda-beda? Jelaskan faktor yang mempengaruhi pH bagian
tanaman !
2.
Kebanyakan pH buah-buahan adalah ?
karena komponen kimia buah tersebut mengandung? Asam jenis apa yang ada dalam
buah (jeruk, apel, pisang)
3.
Kebanyakan daun dari sayur-sayuran
mempunyai pH ? karena kebanyakan dari sayuran tersebut mengandung ?
4.
Kebanyakan kulit buah mengandung pH?
Karena tangkai sayuran tersebut mengandung?
Hasil
Diskusi
1. pH
pada bagian tanaman memiliki kadar yang berbeda karena jenis bahan kimia yang
diserap oleh tanaman berbeda-beda sesuai dengan tempat atau perlakuan yang
diberikan oleh manusia.
Faktornya
adalah :
a. kesuburan
tanah
b. umur
tanaman
c. jenis
tanaman
d. musim
atau cuaca.
Pada
musim kemarau kadar menjadi tinggi (asam sekali/manis sekali)
Pada
musim penghujan kadar tanaman/rasa buahnya menjadi hambar
2. kebanyakan
pH buah adalah rendah karena komponen kimia tersebut mengandung asam,
a. Buah
jeruk mengandung asam sitrat
b. Buah
apel mengandung asam malat
c. Buah
pisang mengandung asam askorbat
3. Daun
dari sayur-sayuran mempunyai pH yg relatif rendah, karena daun dari
sayur-sayuran tersebut mengandung Asam Organik. Dikatakan mengandung asam
organik karena daun dari sayur-sayuran banyak mengandung air dan klorofil
4. Kebanyakan
kulit buah mempunyai pH rendah , karena kulit buah mengandung Asam Organik
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dari uji praktik pengukuran pH bagian tanaman dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor cuaca atau musim yang dapat mempengaruhi pH
tanaman sangat berpengaruh pada kualitas dan rasa pada buah misalnya, yang manis
semakin manis yang asam semakin asam. Demikian pula paa sayur-sayuran dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman misalnya daun yang mengeriting patang yang mengeras.
3.2 Saran-saran
Dalam praktik pH penglihatan yang
benar sangat berpengaruh karena melihat warna-warna yang tidak jauh berda/semu.
Oleh karena itu lihat perbedaan warnanya dengan teliti dan jangan ceroboh.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.gerbangpertanian.com/2011/03/mengukur-ph-tanah-dengan-kertas-lakmus.html
http://dyahemangfitri.blogspot.com/2011/03/laporan-biologi-pengaruh-ph-terhadap.html
http://ganitri.blogspot.com/2009/05/pengaruh-ph-tanah-terhadap-pertumbuhan.html
http://id.scribd.com/doc/59226512/133/pH
Salisbury, FB., Ross, CW., 1995 pH tanaman. Penerbit ITB.
Bandung
No comments:
Post a Comment