Selamat Datang di Blog Horti Fresh

Tuesday, 29 January 2013

Laporan menganalisa pH pada tumbuhan


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Pertumbuhan adalah salah satu ciri makhluk hidup yang melangsungkan  kehidupannya,. Seluruh organisme yang masih hidup melakukan pertumubuhan guna menambah massa, volume maupun tinggi tubuh organisme. Tidak terkecuali pada tanaman. Tanaman juga melakukan pertumbuhan sebagai salah satu ciri makhluk hidup. Tumbuhan tumbuh dari kecil menjadi besar dan berkembang dari satu sel zigot menjadi embrio kemudian menjadi satu individu yang mempunyai akra, batang dan daun.  Pertumbuhan itupun dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pH.
pH adalah derajat keasaman atau kebasaan yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional. Skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. Sebagai contoh, jus jeruk dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga 7, sedangkan air laut dan cairan pemutih mempunyai sifat basa (yang juga di sebut sebagai alkaline) dengan nilai pH 7 – 14. Air murni adalah netral atau mempunyai nilai pH 7.
Biasanya jika pH tanah semakin tinggi maka unsur hara akan semakin sulit diserap tanaman, demikian juga sebaliknya jika terlalu rendah akar juga akan kesulitan menyerap makanannya yang berada dalam tanah. Akar tanaman akan mudah menyerap unsur hara atau pupuk yang kita berikan jika pH dalam tanah sedang-sedang saja (cenderung netral).
Jika pH larutan tanah meningkat hingga di atas 5,5; Nitrogen (dalam bentuk nitrat) menjadi tersedia bagi tanaman. Di sisi lain Pospor akan tersedia bagi tanaman pada Ph antara 6,0 hingga 7,0. Beberapa bakteri membantu tanaman mendapatkan N dengan mengubah N di atmosfer menjadi bentuk N yang dapat digunakan oleh tanaman. Bakteri ini hidup di dalam nodule akar tanaman legume (seperti alfalfa dan kedelai) dan berfungsi secara baik bilamana tanaman dimana bakteri tersebut hidup tumbuh pada tanah dengan kisaran pH yang sesuai.
Sebagai contoh kedelai tumbuh dengan baik pada tanah dengan kisaran pH 6,0 hingga 7,0. Kacang tanah tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH 5,3 hingga 6,6. Banyak tanaman termasuk sayuran, bunga dan semak-semak serta buah-buahan tergantung dengan pH dan ketersediaan tanah yang mengandung nutrisi yang cukup.
Jika larutan tanah terlalu masam, tanaman tidak dapat memanfaatkan N, P, K dan zat hara lain yang mereka butuhkan. Pada tanah masam, tanaman mempunyai kemungkinan yang besar untuk teracuni logam berat yang pada akhirnya dapat mati karena keracunan tersebut.
Maka Jenis bahan kimia tanaman menentukan pH tanaman. Banyak bagian tanaman yang mempunyai pH rendah terutama dari bagian buah yang muda maupun buah yang sudah matang. Bagian tanaman lain cenderung mempunyai pH netral seperti umbi akar, umbi batang dan daun. Bahan kimia tanaman yang menyebabkan pH rendah atau kondisi asam terdiri dari senyawa asam-asam organic seperti asam sitrat, asam malat, asam askorbat dan lain-lain. Karena bahan tanaman kandungan air sangat besar maka pH tanaman cenderung netral.
1.2       Tujuan
a.       Mahasiswa dapat memenuhi salah satu tugas mata kuliah biokimia
b.      Mahasiswa dapat mengukur pH bagian tanaman dan dapat mengetahui komponen senyawa bahan kimia tersebut
c.       Mahasiswa dapat mengetahui kadar pH yang terdapat pada tanaman
d.      Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan kadar pH pada tanaman
1.3       Alat Dan Bahan
Adapun alat dan bahan, diantaranya:
No
Alat
Bahan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Plate Pengamatan
Mortar
Pisau
Parut
Pipet
Petridish
Wortel
Jeruk
Pisang
Sawi
Cesin
Buncis
Kol/ Kubis
Bayam
Apel
Pear
Tomat



1.4       Cara Kerja
A.    Pengukuran pH Daging Buah
1.      Kupas kulit buah dari buah yang telah disediakan ( pear, apel, jeruk, pisang, tomat )
2.      Hancurkan daging buah tersebut
3.      Ukur pH dengan kertas lakmus
B.     Pengukuran pH Kulit Buah
1.      Kupas kulit buah dari buah yang telah disediakan ( pear, apel, jeruk, pisang )
2.      Hancurkan kulit buah tersebut
3.      Bila kering tambahkan air sedikit
4.      Ukur pH dengan kertas lakmus
C.     Pengukuran pH Bagian Daun Tanaman
1.      Ambil daun sayur yang telah disediakan (sawi, cesin, buncis, kol/kubis dan bayam)
2.      Hancurkan sayuran tersebut
3.      Bila kering tambahkan air sedikit
4.      Ukur pH dengan kertas lakmus
D.    Pengukuran pH Bagian Tangkai Daun/Batang Muda Tanaman
1.      Ambil daun sayur yang telah disediakan (sawi,cesi, buncis dan bayam)
2.      Hancurkan tangkai sayuran tersebut
3.      Bila kering tambahkan air sedikit
4.      Ukur pH dengan kertas lakmus
E.     Pengukuran pH Bagian Umbi Tanaman
1.      Ambil bagian umbi tanaman (wortel)
2.      Hancurkan umbi tersebut
3.      Bila kering tambahkan air sedikit
4.      Ukur pH dengan kertas lakmus


BAB 2
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1       Hasil Analisa pH Pada Tanaman
No
Bagian Tanaman Dan Kadar pH
Daging Buah
pH
Kulit Buah
pH
Daun
pH
Tangkai
pH
Umbi
pH
1
Pear
6
Pear
6
Sawi
6
Cesin
4
Wortel
6
2
Apel
4
Apel
4
Kangkung
6,7
Kubis
6


3
Jeruk
5
Jeruk
5
Kubis
5
Bayam
5


4
Pisang
5
Pisang
5
Bayam
6
Kangkung 
6


5
Tomat
3




Toge
5


6
Terung
5








7
Jagung
6








8
Buncis
6










2.2       Pembahasan
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p" pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk powerp (pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat), dan ada pula yang merujuk pada kata potential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif".
Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa (keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah.
pH pada bagian tanaman memiliki kadar yang berbeda karena jenis bahan kimia yang diserap oleh tanaman tersebut berbeda-beda sesuai dengan tempat atau perlakuan yang diberikan oleh manusia.
Faktor yang mempengaruhi pH adalah sebagai berikut:
a.       kesuburan tanah
b.      umur tanaman
c.       jenis tanaman
d.      musim atau cuaca.

2.3       Hasil Diskusi
Diskusi
1.         Jelaskan mengapa bagian tanaman mempunyai pH yang berbeda-beda? Jelaskan faktor yang mempengaruhi pH bagian tanaman !
2.         Kebanyakan pH buah-buahan adalah ? karena komponen kimia buah tersebut mengandung? Asam jenis apa yang ada dalam buah (jeruk, apel, pisang)
3.         Kebanyakan daun dari sayur-sayuran mempunyai pH ? karena kebanyakan dari sayuran tersebut mengandung ?
4.         Kebanyakan kulit buah mengandung pH? Karena tangkai sayuran tersebut mengandung?     
Hasil Diskusi
1.      pH pada bagian tanaman memiliki kadar yang berbeda karena jenis bahan kimia yang diserap oleh tanaman berbeda-beda sesuai dengan tempat atau perlakuan yang diberikan oleh manusia.
Faktornya adalah :
a.       kesuburan tanah
b.      umur tanaman
c.       jenis tanaman
d.      musim atau cuaca.
Pada musim kemarau kadar menjadi tinggi (asam sekali/manis sekali)
Pada musim penghujan kadar tanaman/rasa buahnya menjadi hambar
2.      kebanyakan pH buah adalah rendah karena komponen kimia tersebut mengandung asam,
a.       Buah jeruk mengandung asam sitrat
b.      Buah apel mengandung asam malat
c.       Buah pisang mengandung asam askorbat
3.      Daun dari sayur-sayuran mempunyai pH yg relatif rendah, karena daun dari sayur-sayuran tersebut mengandung Asam Organik. Dikatakan mengandung asam organik karena daun dari sayur-sayuran banyak mengandung air dan klorofil
4.      Kebanyakan kulit buah mempunyai pH rendah , karena kulit buah mengandung Asam Organik


BAB 3
KESIMPULAN
3.1       Kesimpulan
Dari uji praktik pengukuran pH bagian tanaman dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor cuaca atau musim yang dapat mempengaruhi pH tanaman sangat berpengaruh pada kualitas dan rasa pada buah misalnya, yang manis semakin manis yang asam semakin asam. Demikian pula paa sayur-sayuran dapat mengganggu pertumbuhan tanaman misalnya daun yang mengeriting patang yang mengeras.
3.2       Saran-saran
Dalam praktik pH penglihatan yang benar sangat berpengaruh karena melihat warna-warna yang tidak jauh berda/semu. Oleh karena itu lihat perbedaan warnanya dengan teliti dan jangan ceroboh.



DAFTAR PUSTAKA
http://www.gerbangpertanian.com/2011/03/mengukur-ph-tanah-dengan-kertas-lakmus.html
http://dyahemangfitri.blogspot.com/2011/03/laporan-biologi-pengaruh-ph-terhadap.html
http://ganitri.blogspot.com/2009/05/pengaruh-ph-tanah-terhadap-pertumbuhan.html
http://id.scribd.com/doc/59226512/133/pH
Salisbury, FB., Ross, CW., 1995 pH tanaman. Penerbit ITB. Bandung 


No comments:

Post a Comment