Selamat Datang di Blog Horti Fresh

Sunday, 14 April 2013

Hubungan Air dan Tanaman


FUNGSI AIR
          Penyusun tubuh tanaman (70%-90%)
          Pelarut dan medium reaksi biokimia
          Media transport senyawa
          Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan sel dan pembesaran sel)
          Bahan baku fotosintesis
          Menjaga suhu tanaman supaya konstan

Beberapa peranan yang menguntungkan dari air dalam tanah adalah
          Sebagai pelarut dan pembawa ion-ion hara dari rhizosfer ke dalam akar tanaman
          Sebagai agen pemicu pelapukan bahan induk , perkembangan tanah dan differensi horison
          Sebagai pelarut dan pemicu reaksi kimia dalam penyediaan hara yaitu dari hara tidak tersedia menjadi hara yang tersedia bagi akar tanaman
          Sebagai pembawa oksigen terlarut ke dalam tanah
          Sebagai stabilisator temperatur tanah
          Mempermudah dalam pengolahan tanah
Bentuk Air Tersedia
          Air kapiler, terletak antara titik layu tetap (batas bawah) dan kapasitas lapangan (batas atas)
          Air tidak tersedia, air higroskopis (kurang dari titik layu tetap) dan air gravitasi (di atas kapasitas lapangan)
Air pada Kap. Lapangan Menguntungkan
          Adanya imbangan antara pori makro dg mikro
          Sebagian besar nutrisi dalam bentuk terlarut
          Permukaan akar memiliki luasan terbesar untuk menjalankan proses difusi ion dan aliran masa ion
          Air hujan dan irigasi masuk ke tanah lewat infiltrasi, mengisi pori mikro tanah, tertahan sebagai lengas
          Air tanah memiliki energi kinetik dan potensial
          Energi kinetik sangat rendah, bergerak sangat lambat
          Status air tanah digambarkan oleh kandungan lengas
          Status air tanah tergantung pada tekstur dan struktur tanah
Kapasitas Lapangan
          Seluruh pori mikro terisi air
          Batas atas air tersedia bagi tanaman
          Diukur berdasarkan kandungan lengas setelah tanah jenuh dibiarkan bebas terdrainasi selama 2 – 3 hari
          Cara lain: ditentukan pada tanah jenuh yang mengalami tekanan pada 0.01 Mpa (pasiran) – 0.033 Mpa (lempungan)
Titik Layu Tetap/permanen
          Air yang ada berupa air higroskopis
          Batas bawah air tersedia
          Ditentukan dengan mengukur kandungan lengas pada saat tanaman indikator layu, dan tidak dapat segar kembali setelah dibiarkan semalam di udara basah
          Cara lain: dengan mengukur kandungan lengas dari tanah jenuh setelah diberi tekanan 1.5 Mpa di alat piring tekan
          Titik layu tetap bukan merupakan tetapan tanah, lebih merupakan tetapan tanaman
          Titik layu tetap lebih tergantung pada tekanan turgor sel-sel tanaman. Tekanan turgor dipengaruhi oleh komponen osmotik daun, cuaca yang mempengaruhi transpirasi dan komponen yang mempengaruhi ketersediaan air tanah
          Tidak ada batas bawah ketersediaan air yang tegas untuk berbagai tanaman
Air Membatasi Pertumbuhan
          Jumlahnya terlalu banyak (menimbulkan genangan) sering menimbulkan cekaman aerasi
          Jumlahnya terlalu sedikit, sering menimbulkan cekaman kekeringan
          Diperlukan upaya pengaturan lengas tanah supaya optimum, melalui pembuatan saluran drainase (mencegah terjadinya genangan) maupun saluran irigasi (mencegah cekaman kekeringan)
Genangan
          Kandungan lengas tanah di atas kapasitas lapangan
          Menimbulkan dampak yang buruk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
          Dampak genangan: menurunkan pertukaran gas antara tanah dan udara yang mengakibatkan menurunnya ketersediaan O2 bagi akar, menghambat pasokan O2 bagi akar dan mikroorganisme (mendorong udara keluar dari pori tanah maupun menghambat laju difusi)
          Pada kondisi genangan, < 10% volume pori yang berisi udara
          Sebagian besar tanaman pertumbuhan akarnya terhambat bila < 10% volume pori yang berisi udara dan laju difusi O2 kurang dari 0.2 ug/cm2/menit
          Keadaan lingkungan kekurangan O2 disebut hipoksia, dan keadaan lingkungan tanpa O2 disebut anoksia (mengalami cekaman aerasi)
          Kondisi anoksia tercapai pada jangka waktu 6 – 8 jam setelah genangan, karena O2 terdesak oleh air dan sisa O2 dimanfaatkan oleh mikroorganisme
          Pada kondisi tergenang, kandungan O2 yang tersisa di tanah lebih cepat habis bila ada tanaman
          Laju difusi O2 di tanah basah 20000 kali lebih lambat dibandingkan di udara
          Laju penurunan O2 dipengaruhi oleh tekstur tanah
          Pada tanah pasiran, kehabisan O2 terjadi pada 3 hari setelah tergenang sedangkan pada tanah lempungan terjadi < 1 hari, porositas lempungan lebih rendah daripada pasiran
          Penurunan O2 dipercepat oleh keberadaan tanaman di lahan, akar tanaman menyerap untuk respirasi
          Akar tanaman legum berbintil memerlukan O2 enam kali lebih banyak dibandingkan yang dibuang bintilnya (30 : 4.3 ul O2/g/menit)
          Genangan selain menimbulkan penurunan difusi O2 masuk ke pori juga akan menghambat difusi gas lainnya, misal keluarnya CO2 dari pori tanah. CO2 terakumulasi di pori, pada tanah yang baru saja tergenang 50% gas terlarut adalah CO2, sebagian tanaman tidak mampu menahan keadaan tersebut
          dampak kelebihan konsentrasi CO2 mempunyai pengaruh lebih kecil dibandingkan defisiensi O2
          Genangan mempengaruhi sifat fisik, kimia, dan biologi tanah
          Struktur tanah rusak, daya rekat agregat lemah, penurunan potensial redoks, peningkatan pH tanah masam, penurunan pH tanah basa, perubahan daya hantar dan kekuatan ion, perubahan keseimbangan hara
          Tanaman yang tergenang menunjukkan gejala klorosis khas kahat N
          Kekahatan N terjadi karena penurunan ketersediaan N maupun penurunan penyerapannya
          Pada kondisi tergenang ketersediaan N dalam bentuk nitrat sangat rendah karena proses denitrifikasi, nitrat diubah menjadi N2, NO, N2O, atau NO2 yang menguap ke udara
          Pada proses denitrifikasi, nitrat digunakan oleh bakteri aerob sebagai penerima elektron dalam proses respirasi
          Genangan berdampak negatif terhadap ketersediaan N, tetapi ada pula keuntungan dari timbulnya genangan yaitu peningkatan ketersediaan P, K, Ca, Si, Fe, S, Mo, Ni, Zn, Pb, Co
          Genangan berpengaruh terhadap proses fisiologis dan biokimiawi antara lain respirasi, permeabilitas akar, penyerapan air dan hara, penyematan N
          Genangan menyebabkan kematian akar di kedalaman tertentu dan hal ini akan memacu pembentukan akar adventif pada bagian di dekat permukaan tanah pada tanaman yang tahan genangan
          Kematian akar menjadi penyebab kekahatan N dan cekaman kekeringan fisiologis
          Pada tanaman legum, genangan tidak hanya menghambat pertumbuhan akar maupun tajuk juga menghambat perkembangan dan fungsi bintil akar
          Fungsi bintil akar terganggu karena terhambatnya aktifitas enzim nitrogenase dan pigmen leghaemoglobin, kemampuan fiksasi N2 akan menurun
          Tanaman kedelai termasuk tanaman yang tahan genangan, mampu membentuk akar adventif dan bintil akar pada akar tersebut, efek genangan akan hilang begitu akar adventif terbentuk
          Pengaruh genangan pada tajuk tanaman: penurunan pertumbuhan, klorosis, pemacuan penuaan, epinasti, pengguguran daun, pembentukan lentisel, penurunan akumulasi bahan kering, pembentukan aerenkim di batang.
          Besarnya kerusakan tanaman sebagai dampak genangan tergantung pada fase pertumbuhan tanaman. Fase yang peka genangan: fase perkecambahan, fase pembungaan, dan pengisian
          Genangan pada fase perkecambahan menurunkan jumlah biji yang berkecambah (perkecambahan sangat memerlukan O2)
          Genangan yang terjadi pada fase pembungaan dan pengisian menyebabkan banyak bunga dan buah muda gugur
KEKERINGAN
          Kekeringan menimbulkan cekaman bagi tanaman yang tidak tahan kering
          Kekeringan terjadi jika lengas tanah lebih rendah dari titik layu tetap/permanen
          Kondisi di atas timbul karena tidak adanya tambahan lengas baik dari air hujan maupun irigasi sementara evapotranspirasi tetap berlangsung
Cekaman kekeringan dapat dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu:
  1. Cekaman ringan :jika potensial air daun menurun 0.1 Mpa atau kandungan air nisbi menurun 8 – 10 %
  2. Cekaman sedang: jika potensial air daun menurun 1.2 s/d 1.5 Mpa atau kandungan air nisbi menurun 10 – 20 %
  3. Cekaman berat: jika potensial air daun menurun >1.5 Mpa atau kandungan air nisbi menurun > 20%
            Apabila tanaman kehilangan lebih dari separoh air jaringannya dapat dikatakan bahwa tanaman mengalami kekeringan
          Pertumbuhan dan hasil tanaman tidak hanya dipengaruhi oleh cekaman kekeringan, merupakan hasil integrasi dari semua pengaruh cekaman pada proses fotosintesis, respirasi, metabolisme pertumbuhan, dan reproduksi
          Proses fisiologis untuk mengetahui dampak kekeringan yang dapat diukur: tekanan turgor, bukaan stomata, laju metabolisme, kerusakan enzim, dan kerapatan akar

No comments:

Post a Comment