Selamat Datang di Blog Horti Fresh

Saturday, 29 June 2013

Laporan Simulasi Monohibrid


BAB 1
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bahwa ada sifat-sifat yang diwariskan oleh induk kepada keturunanya dan Mendel melakukan membuat suatu model pewarisan sifat-sifat tersebut yang kebenaranya diakui sampai saat ini yaitu dengan mengunakan metode matematis yang membantu menganalisis data yang dihasilkan.
Dalam melakukan percobaan tersebut Mendel mengunakan kacang ercis Mendel menyilangkan ercis varietas biji bulat dengan varietas biji keriput. Hasil dari persilangan tersebut kemudian disilangkan dengan sesamanya kemudian didapatkan keturunan kedua. Pada  keturunan pertama tidak muncul ercis keriput, sedangkan pada keturunan kedua ercis keriput muncul,jadi dalam mengetahui sifat pewarisan ini kita sebagai orang biologi harus mengetahui bagaimana gambran dari pewarisan sifat yang dilkaukan oleh Mendel oleh karena itu pada praktikum kali ini ialah tentang imitasi perbandingan genetis percobaan mendel dengan tujuan praktikum ialah mendapatkan gambaran tentang kemungkinan gen yang dibawa oleh gamet akan bertemu secara accak serta melakukan pengujian lewat tes .
Persilangan monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu sifat beda. Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segresi. Hukum ini berbunyi, “Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan pasangan akan disegresikan kedalam dua anakan.”
Mendel pertama kali mengetahui sifat monohybrid pada saat melakukan percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum). Sehingga sampai saat ini di dalam persilangan monohybrid selalu berlaku hukum Mendel I.
Sesungguhnya di masa hidup Mendel belum diketahui sifat keturunan modern, belum diketahui adanya sifat kromosom dan gen, apalagi asam nukleat yang membina bahan genetic itu. Mendel menyebut bahan genetic itu hanya factor penentu (determinant) atau disingkat dengan factor.
Hukum Mendel I : pemisahan gen sealel. Dalam bahasa Inggris disebut : ”Segregation of allelic genes”. Hukum ini disebut juga Hukum Segregasi. Berdasarkan percobaan menyilang 2 individu yang memiliki 1 karakter berbeda : Monohibrid.Peristiwa pemisahan alel ini terlihat ketika pembikinan gamet individu yang memiliki genotipe heterozigot, sehingga tiap gamet mengandung salah satu alel itu (Suryo.1984).
Mendel menyilang kacang kapri atau ercis normal (tinggi) dengan kacang kapri kerdil (rendah, abnormal). Ukuran yang normal itu ialah 1,8 m, yang kerdil 0,3 m. Untuk melakukan persilangan itu, penyerbukan sendiri dicegah lebih dulu dengan membuang benang sari bunga bersangkutan sebelum sempat matang, lalu serbuk sari dari batang pohon lain yang diinginkan dilekatkan ke kepala putik, sehingga terjadilah penyerbukan silang buatan. Biji yang dihasilkan oleh bunga yang disilangkan itu ditanam, tumbuhlah tanaman yang memiliki karakter hasil persilangan, dalam hal ini ercis batang tinggi x batang rendah (Yatim Wildan, 2003).

2.      Tujuan
·         Memahami konsep persilangan Monohibrid
·         Membuktikan perbandingan genotipdan fenotip berdasarkan hokum mendel pada perkawinan monohybrid


BAB 2
METODOLOGI

1.      Alat dan Bahan
No
Alat
Bahan
1
Kantung plastik
50 Kancing warna hijau
2
Wadah
50 Kancing warna kuning
3
Alat tulis





2.      Langkah Kerja
a.       Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b.      Menyiapkan 50 buah kancing hijau dan 50 buah kancing kuning ke dalam kantung
c.       Mengocok atau mencampurkan kedua macam kancing tadi (hijau dan kuning) jantan maupun betina pada masing-masing kantung.
d.      Mengaduk sampai seluruh kancing benar-benar tercampur pada masing-masing kantung.
e.       Mengambil kancing pada masing-masing kantung tersebut tanpa melihat/dengan mata tertutup (secara acak) Kemudian memasangkannya satu persatu atau mengambil 2 buah kancing secara bersamaan.
f.       Mencatat hasil persilangan ke dalam buku
g.      Lalu ikuti langkah tadi sebanyak 100 kali
h.      Terakhir menghitung perbandingan fenotif dan genotifnya.



BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.      Hasil
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam praktikum diperoleh data hasil pengambillan kancing sebagai berikut :

No
Model Gen
Genotif
Fenotif
Tabulasi
Jumlah
1
Hijau-hijau
NN
Hijau
IIIII-IIIII-IIIII IIIII-IIII
24
2
Hijau-kuning
Nn
Hijau
IIIII-IIIII-IIIII IIIII-IIIII-IIIII IIIII-IIIII-IIIII IIIII-III
53
3
Kuning-kuning
nn
Kuning
IIIII-IIIII-IIIII IIIII III
23

2.      Pembahasan
Pada pengamatan yang dilakukan dalam praktikum dengan menggunakan masing-masing 100 buah kancing berwarna berbeda (hijau dan kuning) sebagai model gen, dibuat perumpamaan fenotif Hijau dominan sempurna terhadap fenotif Kuning dengan cara sebagai berikut :
Parental (P1) :  NN     ><    nn
                       Hijau    ><   Kuning
Gamet        :     N                n
F1               :              Nn
                           (Hijau Kuning)

N
n
N
NN
(Hijau)
Nn
(Hijau Kuning)
n
Nn
(Hijau Kuning)
nn
(Kuning)


1.      Perbandingan genotip dimana fenotif hijau (N) dominan terhadap fenotif kuning (n) adalah :
Hijau (NN) : Hijau-Kuning (Nn) : Kuning (nn)
24  :           53        :           23
1    :           2          :           1
2.      Perbandingan fenotif dimana fenotif hijau (N) dominan terhadap fenotif kuning (n) adalah
Hijau         :           Kuning
77              :           23
3                :           1

Persilangan monohibrid memiliki ciri-ciri antara lain adalah semua individu F1 seragam atau sama, lalu pada waktu individu F1 yang heterozigot membentuk gamet, terjadi pemisahan alel sehingga gamet memiliki salah satu alel saja, kemudian jika dominasi tampak sepenuhnya, maka individu F1 memiliki fenotif seperti induk yang dominan. Selain itu dalam perumpamaan, ketika dominasi nampak sepenuhnya maka perkawinan monohibrid (Nn >< Nn) menghasilkan keturunan yang menghasilkan perbandingan fenotif 3 : 1 (¾ Hijau : ¼ Kuning), dan menghasilkan perbandingan genotif 1  :  2  :  1 (¼ NN  :  2/4 Nn  :  ¼ nn).

3.      Chi Square Test
Agar kita tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan terhadap hasil percobaan maka data tersebut dapat dilakukan evaluasi terhadap kebenarannya. Adapun cara untuk melakukan evaluasi tersebut adalah dengan menggunakan tes X2 (chi square test).
Chi Square Test adalah Cara yang digunakan untuk menganalisis apakah penyimpangan hasil percobaan yang dilakukan nyata atau tidak, dan menyimpulkan data yang diperoleh dapat dipercaya atau tidak.
Rumus : X2  = ∑ d2/e
         e = singkatan dari expected, yang artinya adalah hasil yang diharapkan.
         d = deviation, artinya penyimpangan, yaitu selisih antara hasil yang diperoleh (o=observed) dengan hasil yang diharapkan.
         ∑ = jumlah
Hasil dari praktikum simulasi persilangan moonohibrid yang akan dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan chi square test :

Hijau
Kuning
Jumlah
Diperoleh (o):
77
23
100
Diramal (e):
75
25
100
Deviasi (d):
+2
-2

(d – ½) *):
1 ½
-2 ½

(d – ½)2/e:
0,03
0,25

X2
0.03 + 0,25 = 0,28

*) Menurut ahli statistik, khusus untuk 2 fenotip perlu diterapkan koreksi YATES pada nilai deviasi yaitu mengurangi nilai deviasi dengan 0.5.

Tabel X2 :
DB
KEMUNGKINAN

0.99
0.90
0.70
0.50
0.30
0.10
0.05
0.01
0.001
1
0.002
0.016
0.15
0.46
1.07
2.71
3.84
6.64
10.83
2
0.02
0.21
0.71
1.39
2.41
4.61
5.99
9.21
13.82
3
0.12
0.58
1.42
2.37
3.67
6.25
7.84
11.35
16.27
4
0.30
1.06
2.20
3.36
4.88
7.78
9.49
13.28
18.47

Ada 2 kelas fenotip : Hijau & kuning, berarti derajat bebas (db) = 2 – 1 = 1. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil X2 = 0,28, selanjutnya pada deretan db = 1 tersebut dicari angka 0,28. Dan ternyata angka 0,28 berada diantara angka 0,150,46, berarti lebih kecil dari 3.84. Kemungkinannya terletak diantara 0.500.70, ini lebih besar dari 0.05. Karena nilai kemungkinan > 0.05 maka data percobaan dianggap masih bagus dan masih memenuhi perbandingan 3 : 1.

BAB 4
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan pada pratikum persilangan monohibrid Hukum Mendel, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.  Cabang ilmu biologi yang memepelajari pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya (hereditas) serta gejala seluk beluknya secara ilmiah disebut genetika.
2.      Persilangan monohybrid adalah perkawinan yang menghasilkan pewarisan satu karakter dengan dua sifat beda.
3.      Pada percobaan dengan perbandingan genotip NN : Nn : nn  = 1: 2 : 1. 
Perbandingan fenotipnya adalah 3 : 1. Yang dikarenakan oleh sifat N yang dominan terhadap n.
4.    Berdasarkan perhitungan X2, maka data percobaan dianggap masih bagus dan masih memenuhi perbandingan 3 : 1.



DAFTAR PUSTAKA

No comments:

Post a Comment