Selamat Datang di Blog Horti Fresh

Saturday, 29 June 2013

Makalah Jenis Awan


BAB 1
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
             Awan merupakan sekumpulan titik air atau es yang melayang-layang di udara, yang terbentuk dari hasil proses kondensasi. Kondensasi terjadi karena adanya proses penggabungan molekul-molekul air dalam jumlah cukup banyak sehingga membentuk butiran yang lebih besar.
             Terdapat berjuta-juta butiran awan di atmosfer dengan ukuran yang berbeda-beda. Masing-masing mempunyai gerakan yang arah dan kecepatannya tidak sama, sehingga antara butir yang satu dengan yang lain saling bertumbukan. Satu butir hasil kondensasi yang berukuran kecil (0,01 mm) mempunyai kecepatan jatuh 1 cm per detik. Besarnya butiran awan dapat tumbuh menjadi 200 mikron atau lebih dan dapat jatuh sebagai hujan.
            Awan adalah massa terdiri dari tetesan air atau kristal beku tergantung di atmosfer di atas permukaan bumi atau tubuh planet lain. Awan juga massa terlihat yang tertarik oleh gravitasi, seperti massa materi dalam ruang yang disebut awan antar bintang dan nebula. Awan dipelajari dalam ilmu awan atau fisika awan, suatu cabang meteorologi.
            Di Bumi substansi biasanya kondensasi uap air. Dengan bantuan partikel higroskopis udara seperti debu dan garam dari laut, tetesan air kecil terbentuk pada ketinggian rendah dan kristal es pada ketinggian tinggi bila udara didinginkan jadi jenuh oleh konvektif lokal atau lebih besar mengangkat non-konvektif skala.
            Pada beberapa soal, awan tinggi mungkin sebagian terdiri dari tetesan air super dingin. Tetesan dan kristal biasanya sekitar 0,01 mm (0,00039 in) diameter. Paling umum dari pemanasan matahari di siang hari dari udara pada tingkat permukaan, angkat frontal yang memaksa massa udara lebih hangat akan naik lebih keatas dan mengangkat orografik udara di atas gunung. Ketika udara naik , mengembang sehingga tekanan berkurang.
            Proses ini mengeluarkan energi yang menyebabkan udara dingin. Ketika dikelilingi oleh milyaran tetesan lain atau kristal mereka menjadi terlihat sebagai awan. Dengan tidak adanya inti kondensasi, udara menjadi jenuh dan pembentukan awan terhambat. dalam awan padat memperlihatkan pantulan tinggi (70% sampai 95%) di seluruh awan terlihat berbagai panjang gelombang, sehingga tampak putih, di atas.
            Tetesan embun (titi-titik air) cenderung efisien menyebarkan cahaya, sehingga intensitas radiasi matahari berkurang dengan kedalaman arah ke gas, maka warna abu-abu atau bahkan gelap kadang-kadang tanpak di dasar awan. Awan tipis mungkin tampak telah memperoleh warna dari lingkungan mereka atau latar belakang dan awan diterangi oleh cahaya non-putih, seperti saat matahari terbit atau terbenam, mungkin tampak berwarna sesuai. Awan terlihat lebih gelap di dekat inframerah karena air menyerap radiasi matahari pada saat panjang gelombang.
2.      Tujuan
a.       Untuk memenuhi tugas dari dosen klimatologi
b.      Untuk mengetahui jenis-jenis dan karakter awan


BAB 2
PEMBAHASAN
A.    Pembentukan Awan
Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, maka terbentuklah awan. Peluapan ini bisa terjadi dengan dua cara:
1.  Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.
2.    Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfer lembap. Udara makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air.
Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarik bumi menariknya ke bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-titik air itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan.
Jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan awan menghilang. Inilah yang menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan.

B.     Klasifikasi Awan
            Awan merupakan awal proses terjadinya hujan, sehingga banyak digunakan sebagai indikator keadaan cuaca. Namun demikian, tidak semua jenis awan menghasilkan hujan, oleh karena itu pengenalan jenis, bentuk dan sifat-sifat awan sangat diperlukan. Berikut ini dijelaskan klasifikasi awan berdasarkan morfologi, ketinggian, dan metode pembentukan.

I.        Berdasarkan morfologi (bentuk)
Berdasarkan morfologi awan dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
1.      Awan cumulus
Bentuk awan ini bergumpal-gumpal (bundar-bundar) dengan dasar horizontal
2.      Awan Stratus
Awan jenis ini tipis dan tersebar luas sehingga dapat menutupi langit secara merata. Dalam arti khusus awan stratus adalah awan yang rendah dan luas.
3.      Awan Cirrus
Jenis awan yang berdiri sendiri yang halus dan berserat, berbentuk seperti bulu burung. Sering terdapat Kristal es tapi tidak dapat menimbulkan hujan.


II.        Berdasarkan Ketinggian
  1. a.      Golongan awan tinggi (diatas 6000 mdpl)
1.      Awan Cirrus (Ci) : di atas 9 km
Cirrus (Ci) merupakan sebutan dari awan tipis, halus dan berserabut. Kata Cirro digunakan untuk sebutan dari bentuk-bentuk awan yang selevel dengan cirrus, contohnya Cirrocumulus dan cirrostratus.

Bentuk/wujudnya :
Awan halus, struktur berserat seperti bulu burung dan tersusun sebagai pita yang melengkung, sehingga seolah-olah bertemu pada satu atau dua titik di horizon. Awan ini tersusun atas Kristal es dan biasanya tidak mendatangkan hujan.

Fisisnya :
terdiri dari kristal-kristal es. Cirrus tebal atau cirrus densus, mampu menghalangi datangnya sinar matahari dan bulan sehingga menimbulkan halo (lingkaran seperti cincin, fenomena alam yang terjadi sebagai proses kristal es dalam awan cirrus yang membiaskan sinar matahari dan bulan.

Gambarnya :

2.      Awan Cirrostratus (Cs) : 6 - 7 km
Cirrostratus merupakan awan yang sulit dideteksi, namun dengan adanya awan ini, itu biasanya menandakan datangnya front panas. Ini berarti mungkin akan ada hujan atau jatuhnya presipitasiCirrostratus dapat menimbulkan HALO jika cukup tebal.

Bentuk/wujudnya :
Awan ini terbentuk seperti kelambu putih halus, menutup seluruh angkasa, berwarna pucat atau kadang-kadang Nampak sebagai anyaman yang tidak teratur. Sering menimbulkan lingkaran disekeliling matahari atau bulan. Awan ini tidak menghasilkan hujan.

Fisisnya :
Cirrostratus terdiri dari kristal-kristal es atau butir-butir es.

Gambarnya :

3.      Awan Cirrocumulus (Cc) : 7,5 - 9 km
Cirrocumulus merupakan awan tinggi (high cloud). bentuknya mirrip dengan stratocumulus dan altocumulus, namun dengan bulatan-bulatan yang lebih kecil dibandingkan kedua awan tersebut jika di lihat dari permukaan.

Bentuk/wujudnya :
Biasa berupa lensa atau perca-perca atau biji-bijian yang pusarannya < 1derajat, tipis dan berwarna putih tanpa bayangan, deretannya hampir teratur, mirip sisik ikan. Awan ini sering terlihat seperti serpihan-serpihan kecil atau massa-massa bulatan awan yang sangat kecil. Jika susunannya serba sama atau teratur, pelaut biasanya menyebutnya langit Macharel. Dan berbentuk seperti gerombolan domba, tidak menimbulkan bayangan dan hujan.

Fisisnya :
Sebagian besar terdiri dari kristal-kristal es dan terdapat tetes-tetes air yang kelewat dingin(super cooled droplets) yang sifatnya mudah membeku dan mudah menjadi kristal-kristal es. Pada umunya Cc jarang sendiri, biasnya bercampur dengan awan Ci atau Cs. Jika Cc sebagian besar lebih besar dari Cs dan Ci, CH=9.










Gambarnya :

b.      Golongan awan sedang/menengah (2000 - 6000 mdpl)
1.      Awan altostratus (As) : 3 - 4,5 km
Altostratus merupakan awan menengah (middle cloud). awan ini dapat menghasilkan presipitasi ringan dan virga (hujan yang tidak sampai ke tanah). species-species awan dari altostratus antara lain : altostratus undulatus, altostratus opacus, dan altostratus translucidus.

Bentuk/wujudnya :
Awan altostratus berbentuk seperti selendang yang tebal. Pada bagian yang menghadap bulan atau matahari nampak lebih terang. Awan ini biasanya diikuti oleh turunnya hujan.

Fisisnya :
Altostratus terdiri dari butiran-butiran air.

Gambarnya :

2.      Altocumulus (Ac) : 4,5 – 6 km
Altocumulus merupakan awan menengah bersama altostratus dan nimbostratus. Kemunculan awan altocumulus congestus (salah satu species awan altocumulus) ini biasanya menandakan akan datangnya thunderstorm.
Bentuk / Wujud :
Berbentuk seperti bola-bola yang tebal putih pucat dan ada bagian yang berwarna kelabu karena mendapat sinar. Bergerombol atau berlarikan antara satu dengan yang lain berdekatan seperti bergandengan.pada umumnya bola-bola yang di tengah gerombolan atau larikan lebih besar. Awan ini tidak menghasilkan hujan.

Fisisnya :
Awan altocumulus terdiri dari tetes air yang kelewat dingin.

Gambarnya :

c.       Golongan awan rendah (dibawah 2000 mdpl)
1.      Awan Stratocumulus (Sc)
Stratocumulus berupa perca-perca atau lembaran-lembaran berwarna abu-abu atau keputih-putihan atau campuran keduanya. Terdiri dari massa awan yang bulat, gumpalannya nampak mengumpul/terpisah, dan elemen-elemennya tersusun secara teratur yang besarnya sekitar 5 derajat.

Bentuk / Wujud :
Berbentuk seperti gelombang yang sering menutupi seluruh angkasa, sehingga menimbulkan persamaan dengan gelombang dilautan. Berwarna abu-abu di sela-sela kelihatan terang. Awan ini tidak menghasilkan hujan.

Fisisnya :
Stratocumulus terdiri dari tetes-tetes air. Ketebalan dan bentuk elemennya berubah sesuai dengan tingkat transparansinya.







Gambarnya :

2.      Awan Nimbustratus (Ns)
Awan Nimbustratus merupakan awan menengah, namun pada kenyataannya awan ini dapat merendah di ketinggian awan rendah. Nimbo berasal dari baha latin Nimbus yang artinya endapan atau presipitasi. Awan ini dapat menghasilkan endapan baik hujan maupun salju. ketebalan awan nimbostratus bisa mencapai 2 km atau 2000 m.

Bentuk/wujudnya :
Awan ini tebal dengan bentuk tertentu, pada bagian pinggir tampak compang-camping dan menutup seluruh langit. Mendatangkan hujan gerimis hingga agak deras yang biasanya jatuh terus menerus.

Fisisnya :
pada umumnya nimbostratus terdiri dari titik-titik air untuk daerah tropis sedangkan pada daerah lintang tinggi mengandung butir-butir salju atau campuran keduanya.

Gambarnya :

3.      Awan Stratus (St)
Stratus merupakan awan rendah yang biasanya menandai kestabilan udara atau inversi suhu. Awan stratus dapat terbentuk akibat menyebarnya awan stratucumulus akibat adanya inversi suhu. stratus juga dapat bertahan berhari-hari di wilayah anticyclone. Pada saat terjadi front panas yang lemah, awan ini kerap muncul dan membawa presipitasi ringan, yaitu drizzle.

Bentuk/wujudnya :
Stratus berupa lembaran-lembaran atau lapisan-lapisan  berwarna abu-abu dengan dasar yang teratur. Jika matahari masih terlihat dari balik awan ini maka tepi awannya akan tampak jelas. Kadang-kadang berbentuk pecah-pecah dan tampak kasar (frakto stratus). Untuk stratus tebal mampu menutup sinar matahari atau bulan.

Fisisnya :
Stratus terdiri dari tetes-tetes air yang sangat kecil dan yang cukup besar dapat menjadi tetes-tetes Drizzle atau prisma-prisma es atau butir-butir salju.

Gambarnya :

d.      Awan yang terjadi karena udara naik (500 – 1500 mdpl)
1.      Cummulus (Cu)
Cumulus merupakan awan dengan vertikal depelopment atau pertumbuhan vertikal. cumulus memiliki tinggi puncak awan yang tinggi dan sangat tebal, walaupun tidak setebal awan cumulonimbus. cumulus dapat sendiri atau berkumpul dalam satu kelompok. Pembentukan awan ini terjadi karena udara labil. Jika keadaan udara tetap labil, cumulus bisa berkembang menjadi cumulunimbus.

Bentuk/wujudnya :
cumulus tampak terpisah-pisah, pada umumnya padat dengan batas yang jelas. Pertumbuhan vertical atau tegak, mirip menara atau gunung atau kubah dengan puncaknya menyerupai bunga kol yang pada bagian-bagian yang terkena sinar matahari akan tampak putih kemilau sedangkan pada dasar tampak rata.


Fisisnya :
Cumulus terdiri dari tetes-tetes air, sedangkan butir-butir es atau kristal-kristal es atau kristal-kristal salju biasa tertutup pada bagian awal yang suhunya di bawah 0 C.

Gambarnya :

2.      Cumulo Nimbus (Cu-Ni)
Cumulonimbus bisa dibilang raja dari segala awan. Bagaimana tidak? Awan cumulonimbus merupakan awan yang paling ditakuti penerbang, awan yang paling sering membuat bencana, ditambah lagi awan ini merupakan satu-satunya awan yang dapat menghasilkan muatan listrik (mirip seperti baterai raksasa di langit). Tornado alias puting beliung, downburst, dan hail dapat terbentuk hanya di dalam awan ini. Awan cumulonimbus dapat terbentuk sendiri, sepanjang front, sepanjang ITCZ, atau di dalam cluster dan squall line.

Bentuk/wujudnya
Cumulonimbus merupakan awan padat dengan perkembangan vertikal menjulang tinggi, mirip gunung atau menara,  bagian puncaknya berserabut, tampak berjalur-jalur dan hampir rata. Melebar mirip bentuk landasan yang disebut anvil head. Awan yang bergumpal-gumpal luas dan sebagian telah merupakan hujan, sering diiringi oleh angin rebut.

Fisisnya :
Cumulonimbus terdiri dari tetes-tetes air pada bagian bawah awan dan tetes-tetes salju atau kristal-kristal es pada bagian atas awan. terdapat updraft dan downdraft sehingga memungkinkan terjadi sirkulasi. gesekan partikel2 awan di dalamnya dapat menimbulkan muatan listrik



Gambarnya :



DAFTAR PUSTAKA

No comments:

Post a Comment