BAB 1
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Awan
merupakan sekumpulan titik air atau es yang melayang-layang di udara, yang
terbentuk dari hasil proses kondensasi. Kondensasi terjadi karena adanya proses
penggabungan molekul-molekul air dalam jumlah cukup banyak sehingga membentuk
butiran yang lebih besar.
Terdapat berjuta-juta butiran awan
di atmosfer dengan ukuran yang berbeda-beda. Masing-masing mempunyai gerakan
yang arah dan kecepatannya tidak sama, sehingga antara butir yang satu dengan
yang lain saling bertumbukan. Satu butir hasil kondensasi yang berukuran kecil
(0,01 mm) mempunyai kecepatan jatuh 1 cm per detik. Besarnya butiran awan dapat
tumbuh menjadi 200 mikron atau lebih dan dapat jatuh sebagai hujan.
Awan adalah massa terdiri dari
tetesan air atau kristal beku
tergantung di atmosfer di atas
permukaan bumi atau tubuh planet lain. Awan
juga massa terlihat yang tertarik oleh gravitasi, seperti massa
materi dalam ruang yang disebut awan antar bintang dan nebula. Awan
dipelajari dalam ilmu awan atau fisika awan, suatu
cabang meteorologi.
Di Bumi
substansi biasanya kondensasi uap air.
Dengan bantuan partikel higroskopis udara seperti debu dan garam dari laut,
tetesan air kecil terbentuk pada ketinggian rendah dan kristal es pada
ketinggian tinggi bila udara didinginkan jadi jenuh oleh konvektif lokal atau lebih besar mengangkat non-konvektif skala.
Pada beberapa
soal, awan tinggi mungkin sebagian terdiri dari tetesan air super dingin. Tetesan
dan kristal biasanya sekitar 0,01 mm (0,00039 in) diameter. Paling umum dari
pemanasan matahari di siang hari
dari udara pada tingkat permukaan, angkat frontal yang memaksa massa udara
lebih hangat akan naik lebih keatas dan mengangkat orografik udara di atas gunung. Ketika udara
naik , mengembang sehingga tekanan berkurang.
Proses ini
mengeluarkan energi yang menyebabkan udara dingin. Ketika dikelilingi oleh
milyaran tetesan lain atau kristal mereka menjadi terlihat sebagai awan. Dengan
tidak adanya inti kondensasi, udara menjadi jenuh dan pembentukan awan
terhambat. dalam awan padat memperlihatkan pantulan tinggi (70% sampai 95%) di
seluruh awan terlihat berbagai panjang gelombang, sehingga tampak putih, di
atas.
Tetesan embun
(titi-titik air) cenderung efisien menyebarkan cahaya, sehingga intensitas
radiasi matahari berkurang dengan kedalaman arah ke gas, maka warna abu-abu
atau bahkan gelap kadang-kadang tanpak di dasar awan. Awan tipis mungkin tampak
telah memperoleh warna dari lingkungan mereka atau latar belakang dan awan
diterangi oleh cahaya non-putih, seperti saat matahari terbit atau terbenam,
mungkin tampak berwarna sesuai. Awan terlihat lebih gelap di dekat inframerah
karena air menyerap radiasi matahari pada saat panjang
gelombang.
2.
Tujuan
a. Untuk memenuhi tugas dari dosen klimatologi
b. Untuk mengetahui jenis-jenis dan karakter awan
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
Pembentukan Awan
Udara selalu
mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, maka
terbentuklah awan. Peluapan ini bisa terjadi dengan dua cara:
1. Apabila udara panas, lebih banyak uap
terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang
sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu
yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul
titik air yang tak terhingga banyaknya.
2. Suhu udara
tidak berubah, tetapi keadaan atmosfer lembap. Udara makin lama akan menjadi
semakin tepu dengan uap air.
Apabila awan
telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan
itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarik bumi menariknya
ke bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-titik air itu akan terus jatuh
ke bawah dan turunlah hujan.
Jika titik-titik air tersebut bertemu
udara panas, titik-titik itu akan menguap dan awan menghilang. Inilah yang
menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di
dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan
kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan.
B.
Klasifikasi Awan
Awan
merupakan awal proses terjadinya hujan, sehingga banyak digunakan sebagai
indikator keadaan cuaca. Namun demikian, tidak semua jenis awan menghasilkan
hujan, oleh karena itu pengenalan jenis, bentuk dan sifat-sifat awan sangat
diperlukan. Berikut ini dijelaskan klasifikasi awan berdasarkan morfologi,
ketinggian, dan metode pembentukan.
I.
Berdasarkan morfologi (bentuk)
Berdasarkan
morfologi awan dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
1.
Awan cumulus
Bentuk
awan ini bergumpal-gumpal (bundar-bundar) dengan dasar horizontal
2.
Awan Stratus
Awan
jenis ini tipis dan tersebar luas sehingga dapat menutupi langit secara merata.
Dalam arti khusus awan stratus adalah awan yang rendah dan luas.
3.
Awan Cirrus
Jenis
awan yang berdiri sendiri yang halus dan berserat, berbentuk seperti bulu
burung. Sering terdapat Kristal es tapi tidak dapat menimbulkan hujan.
II.
Berdasarkan Ketinggian
- a. Golongan awan tinggi (diatas 6000 mdpl)
1.
Awan Cirrus (Ci)
: di atas 9 km
Cirrus
(Ci) merupakan sebutan dari awan
tipis, halus dan berserabut. Kata Cirro
digunakan untuk sebutan dari bentuk-bentuk awan yang selevel dengan cirrus, contohnya Cirrocumulus dan cirrostratus.
Bentuk/wujudnya :
Awan
halus, struktur berserat seperti bulu burung dan tersusun sebagai pita yang melengkung,
sehingga seolah-olah bertemu pada satu atau dua titik di horizon. Awan ini
tersusun atas Kristal es dan biasanya tidak mendatangkan hujan.
Fisisnya :
terdiri dari kristal-kristal es. Cirrus tebal atau cirrus densus, mampu menghalangi
datangnya sinar matahari dan bulan sehingga menimbulkan halo (lingkaran seperti cincin, fenomena alam yang terjadi sebagai
proses kristal es dalam awan cirrus yang membiaskan sinar matahari
dan bulan.
Gambarnya
:
2.
Awan
Cirrostratus (Cs) : 6 - 7 km
Cirrostratus merupakan awan yang sulit dideteksi, namun dengan adanya awan ini, itu biasanya menandakan
datangnya front panas. Ini
berarti mungkin akan ada hujan
atau jatuhnya presipitasi. Cirrostratus dapat menimbulkan HALO jika cukup tebal.
Bentuk/wujudnya :
Bentuk/wujudnya :
Awan
ini terbentuk seperti kelambu putih halus, menutup seluruh angkasa, berwarna
pucat atau kadang-kadang Nampak sebagai anyaman yang tidak teratur. Sering
menimbulkan lingkaran disekeliling matahari atau bulan. Awan ini tidak
menghasilkan hujan.
Fisisnya :
Cirrostratus terdiri dari kristal-kristal es
atau butir-butir es.
Gambarnya :
3.
Awan
Cirrocumulus (Cc) : 7,5 - 9 km
Cirrocumulus merupakan awan tinggi (high cloud). bentuknya
mirrip dengan stratocumulus dan altocumulus, namun dengan
bulatan-bulatan yang lebih kecil dibandingkan kedua awan tersebut jika di lihat dari permukaan.
Bentuk/wujudnya :
Biasa
berupa lensa atau perca-perca atau biji-bijian yang pusarannya < 1derajat,
tipis dan berwarna putih tanpa bayangan, deretannya hampir teratur, mirip sisik
ikan. Awan ini sering terlihat
seperti serpihan-serpihan kecil atau massa-massa
bulatan awan yang sangat kecil. Jika susunannya serba sama atau teratur,
pelaut biasanya menyebutnya langit
Macharel. Dan berbentuk seperti gerombolan domba, tidak menimbulkan
bayangan dan hujan.
Fisisnya :
Sebagian besar terdiri
dari kristal-kristal es dan
terdapat tetes-tetes air yang kelewat
dingin(super cooled droplets) yang sifatnya mudah membeku dan mudah
menjadi kristal-kristal es. Pada
umunya Cc jarang sendiri, biasnya bercampur dengan awan Ci atau Cs. Jika Cc
sebagian besar lebih besar dari Cs dan Ci, CH=9.
Gambarnya :
b.
Golongan awan sedang/menengah (2000 - 6000 mdpl)
1.
Awan altostratus
(As) : 3 - 4,5 km
Altostratus merupakan awan
menengah (middle cloud). awan ini
dapat menghasilkan presipitasi ringan
dan virga (hujan yang tidak sampai ke
tanah). species-species awan
dari altostratus antara lain : altostratus undulatus, altostratus opacus, dan altostratus translucidus.
Bentuk/wujudnya :
Awan altostratus
berbentuk seperti selendang yang tebal. Pada bagian yang menghadap bulan atau
matahari nampak lebih terang. Awan ini biasanya diikuti oleh turunnya hujan.
Fisisnya :
Altostratus terdiri dari butiran-butiran air.
Gambarnya :
2.
Altocumulus (Ac)
: 4,5 – 6 km
Altocumulus merupakan awan
menengah bersama altostratus
dan nimbostratus. Kemunculan awan altocumulus congestus (salah satu
species awan altocumulus) ini
biasanya menandakan akan datangnya thunderstorm.
Bentuk / Wujud :
Berbentuk seperti
bola-bola yang tebal putih pucat dan ada bagian yang berwarna kelabu karena
mendapat sinar. Bergerombol atau berlarikan antara satu dengan yang lain
berdekatan seperti bergandengan.pada umumnya bola-bola yang di tengah gerombolan
atau larikan lebih besar. Awan ini tidak menghasilkan hujan.
Fisisnya :
Awan altocumulus terdiri dari tetes air yang kelewat dingin.
Gambarnya :
c.
Golongan awan rendah (dibawah 2000 mdpl)
1.
Awan
Stratocumulus (Sc)
Stratocumulus berupa perca-perca atau lembaran-lembaran berwarna abu-abu
atau keputih-putihan atau campuran keduanya. Terdiri dari massa awan yang
bulat, gumpalannya nampak mengumpul/terpisah, dan elemen-elemennya tersusun
secara teratur yang besarnya sekitar 5 derajat.
Bentuk / Wujud :
Berbentuk seperti
gelombang yang sering menutupi seluruh angkasa, sehingga menimbulkan persamaan
dengan gelombang dilautan. Berwarna abu-abu di sela-sela kelihatan terang. Awan
ini tidak menghasilkan hujan.
Fisisnya :
Stratocumulus terdiri dari tetes-tetes air. Ketebalan dan bentuk
elemennya berubah sesuai dengan tingkat transparansinya.
Gambarnya :
2.
Awan
Nimbustratus (Ns)
Awan Nimbustratus merupakan awan
menengah, namun pada kenyataannya awan ini dapat merendah di ketinggian awan rendah. Nimbo
berasal dari baha latin Nimbus yang
artinya endapan atau presipitasi. Awan ini dapat menghasilkan endapan baik hujan maupun salju.
ketebalan awan nimbostratus bisa
mencapai 2 km atau 2000 m.
Bentuk/wujudnya
:
Awan
ini tebal dengan bentuk tertentu, pada bagian pinggir tampak compang-camping
dan menutup seluruh langit. Mendatangkan hujan gerimis hingga agak deras yang
biasanya jatuh terus menerus.
Fisisnya
:
pada
umumnya nimbostratus terdiri
dari titik-titik air untuk daerah tropis sedangkan pada daerah lintang tinggi
mengandung butir-butir salju atau campuran keduanya.
Gambarnya :
3.
Awan Stratus
(St)
Stratus
merupakan awan rendah yang
biasanya menandai kestabilan udara atau inversi
suhu. Awan stratus dapat
terbentuk akibat menyebarnya awan
stratucumulus akibat adanya inversi
suhu. stratus juga dapat
bertahan berhari-hari di wilayah anticyclone.
Pada saat terjadi front panas
yang lemah, awan ini kerap
muncul dan membawa presipitasi ringan, yaitu drizzle.
Bentuk/wujudnya :
Stratus berupa lembaran-lembaran atau
lapisan-lapisan berwarna abu-abu dengan dasar yang teratur. Jika matahari
masih terlihat dari balik awan
ini maka tepi awannya akan
tampak jelas. Kadang-kadang berbentuk pecah-pecah dan tampak kasar (frakto stratus). Untuk stratus tebal mampu menutup sinar
matahari atau bulan.
Fisisnya :
Stratus
terdiri dari tetes-tetes air yang sangat kecil dan yang cukup besar dapat
menjadi tetes-tetes Drizzle atau
prisma-prisma es atau butir-butir salju.
Gambarnya :
d.
Awan yang terjadi karena udara naik (500 – 1500
mdpl)
1.
Cummulus (Cu)
Cumulus merupakan awan dengan
vertikal depelopment atau pertumbuhan
vertikal. cumulus memiliki
tinggi puncak awan yang tinggi dan sangat tebal, walaupun tidak setebal awan cumulonimbus. cumulus dapat sendiri atau berkumpul
dalam satu kelompok. Pembentukan awan ini terjadi karena udara labil. Jika
keadaan udara tetap labil, cumulus
bisa berkembang menjadi cumulunimbus.
Bentuk/wujudnya :
cumulus tampak terpisah-pisah, pada umumnya padat dengan batas yang
jelas. Pertumbuhan vertical atau tegak, mirip menara atau gunung atau kubah
dengan puncaknya menyerupai bunga kol yang pada bagian-bagian yang terkena
sinar matahari akan tampak putih kemilau sedangkan pada dasar tampak rata.
Fisisnya :
Cumulus terdiri dari tetes-tetes air, sedangkan butir-butir es atau
kristal-kristal es atau kristal-kristal salju biasa tertutup pada bagian awal
yang suhunya di bawah 0 C.
Gambarnya :
2.
Cumulo Nimbus
(Cu-Ni)
Cumulonimbus
bisa dibilang raja dari segala awan.
Bagaimana tidak? Awan cumulonimbus
merupakan awan yang paling
ditakuti penerbang, awan yang
paling sering membuat bencana, ditambah lagi awan ini merupakan satu-satunya awan yang dapat menghasilkan
muatan listrik (mirip seperti baterai raksasa di langit). Tornado alias puting beliung, downburst,
dan hail dapat terbentuk hanya
di dalam awan ini. Awan cumulonimbus
dapat terbentuk sendiri, sepanjang front, sepanjang ITCZ, atau di dalam cluster
dan squall line.
Bentuk/wujudnya
Cumulonimbus merupakan awan padat dengan
perkembangan vertikal menjulang tinggi, mirip gunung atau menara, bagian
puncaknya berserabut, tampak berjalur-jalur dan hampir rata. Melebar mirip
bentuk landasan yang disebut anvil head. Awan
yang bergumpal-gumpal luas dan sebagian telah merupakan hujan, sering diiringi
oleh angin rebut.
Fisisnya :
Cumulonimbus
terdiri dari tetes-tetes air pada bagian bawah awan dan tetes-tetes salju atau
kristal-kristal es pada bagian atas awan. terdapat updraft dan downdraft
sehingga memungkinkan terjadi sirkulasi. gesekan partikel2 awan di dalamnya dapat menimbulkan muatan listrik.
Gambarnya :
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment